MEMINTA PEKERJA KEPADA SANG EMPUNYA TUAIAN
Matius 9:37-38 (TB)
37 Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
38 Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."
Tuhan Yesus berkeliling ke semua kota dan desa dan dalam belas kasihan-Nya Dia melayani yang lelah dan terlantar serta memberitakan injil kerajaan sorga. Tuhan Yesus memberikan suatu fakta kepada murid-murid-Nya, sekaligus kepada kita sebagai murid-murid-Nya juga, bahwa tuaian banyak tapi pekerja sedikit. Ini merupakan persoalan yang harus terpecahkan oleh gereja hari ini. Menariknya, Tuhan Yesus memberikan pemecahan atas masalah mengenai sedikitnya para pekerja dengan cara kita meminta tambahan para pekerja kepada Tuan yang empunya tuaian.
Kata “mintalah” menggunakan kata "Deomai" (Greek) yang artinya mengemis, memohon, berdoa, meminta dengan sungguh-sungguh. Penggunaan kata kerja "deomai" digunakan dalam Perjanjian Baru untuk mengekspresikan permintaan atau permohonan yang mendalam dan sungguh-sungguh, yang sering kali ditujukan kepada Tuhan atau orang lain. Gereja perlu meminta kepada Bapa di sorga Sang pemilik tuaian untuk menambah para pekerja. Kata “deomai” ini menegaskan tentang menyampaikan rasa urgensi dan kebutuhan, yang mencerminkan permohonan yang rendah hati dan tulus untuk meminta bantuan atau intervensi. Istilah ini sering dikaitkan dengan doa, menyoroti ketergantungan orang percaya pada Tuhan dan kesungguhan permohonan mereka. Dalam tradisi Yahudi, doa merupakan aspek sentral dalam kehidupan religius, dan penggunaan kata "deomai" dalam Perjanjian Baru mencerminkan penekanan budaya pada permohonan yang sungguh-sungguh kepada Allah. Apakah gereja hari ini bersungguh-sungguh meminta kepada Allah untuk tambahan pekerja bagi tuaian?
Kata “déomai” memiliki akar kata deō, yang artinya "memiliki kebutuhan pribadi yang mendalam, kekurangan," - secara tepat, merasa sangat membutuhkan karena kekurangan - oleh karena itu, memohon dengan sangat; memiliki kebutuhan pribadi yang mendalam yang menyebabkan seseorang memohon (mengajukan permohonan yang sungguh-sungguh dan spesifik).
Mari kita lihat persoalan gereja hari ini:
1. Jangan-jangan kita sebagai gereja Tuhan sedang tidak menaikkan permohonan meminta tambahan para pekerja kepada Allah Bapa atau kita sedang tidak fokus untuk meminta dengan sungguh-sungguh kepada Allah Bapa karena menganggap para pekerja dan tuaian tidaklah penting.
Masalah terbesar dalam kekristenan adalah kita tidak menganggap sediktnya para pekerja sebagai hal yang urgensi. Selama kita tidak menganggap sedikitnya para pekerja dan banyaknya tuaian yang menguning sebagai hal yang mendesak, maka kita tidak akan pernah menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang harus diperjuangkan dihadapan Allah Bapa. Kita tidak memohon kepada Tuan yang empunya tuaian karena kita merasa tidak membutuhkan, merasa tidak perlu tuaian dan tambahan para pekerja.
Gereja telah terjebak pada lingkaran zona nyaman. Merasa cukup adalah faktor bahaya yang akan memadamkan api penginjilan dan kebangunan rohani dalam diri orang percaya. Hal inilah yang menyebabkan pertambahan jemaat dalam gereja hanya berputar dari gereja yang satu ke gereja yang lain. Penginjilan dalam budaya hari ini adalah lebih banyak hanya memindahkan orang Kristen yang sudah bergereja ke gereja lain. Tidak sedikit pada akhirnya para pemimpin rohani menjadi sulit percaya kepada para pemimin rohani yang lain dalam satu kota karena faktor kecurigaan dan ketakutan.
2. Kita mungkin sudah meminta para pekerja kepada Allah Bapa tetapi kita tidak menangkap jawaban Allah Bapa atas permintaan kita.
Tanpa kita sadari gereja berdoa untuk sesuatu yang jawaban doanya sudah Tuhan berikan dan menganggap bahwa Tuhan belum menjawab doanya. Para pemimpin rohani harusnya bisa melihat jemaat yang digembalakan sebagai sumber daya yang Tuhan telah berikan untuk diperlengkapi bagi penuaian. Persoalanya adalah Tuhan sudah kirimkan para pekerja tapi para pemimpin rohani tidak memperlengkapi jemaatnya. Jemaat adalah para penuai yang harus diperlengkapi untuk mereka diutus pergi menuai dengan suatu tindakan yang kuat, penuh otoritas dan kekuasaan serta strategi yang relevan dengan perubahan jaman.
3. Kita tidak meminta para pekerja karena kita tidak menyadari kebutuhan atau kekurangan kita akan para pekerja di ladang tuaian yang telah menguning.
Sering kita berpikir bahwa jiwa-jiwa yang bertobat akan datang sendiri ke gereja (bisa saja terjadi tetapi hal ini sangat sedikit jumlahnya). Gereja tidak menyadari kebutuhan akan para pekerja yang kurang karena fokus gereja bukan pada penuaian tapi hanya pada ibadah. Gereja kehilangan keseimbangan antara menjadi gereja yang menjangkau dan juga menjadi gereja yang menggembalakan dan memperlengkapi untuk membawa jemaat pada pertumbuhan. Fakta bahwa pekerja sedikit harusnya disadari oleh gereja karena dengan jumlah pekerja yang sedikit tentu tidak akan mampu menyelesaikan tugas penuaian. Penuaian selalu berhubungan dengan waktu atau masa menuai, dimana ketika penuaian tidak dilakukan maka tuaian akan membusuk. Dengan kata lain gereja akan kehilangan Kairos Tuhan untuk keselamatan jiwa-jiwa. Namun gereja tidak bisa mengutus jemaat sebagai pekerja untuk menuai, jika sumber daya manusianya tidak diperlengkapi oleh para pemimpin rohani.
Kata " sedikit" menggunakan kata Yunani “oligos” yang berarti " sedikit" atau "kecil". Penggunaan: Kata Yunani "oligos" digunakan dalam Perjanjian Baru untuk menggambarkan sesuatu yang kecil dalam jumlah, ukuran, atau durasi. Kata ini sering kali menyampaikan gagasan tentang kelangkaan atau ketidakcukupan, baik dalam hal sumber daya fisik, waktu, atau atribut rohani seperti iman. Dalam masyarakat Yunani-Romawi, konsep "oligos" akan dipahami dalam konteks sumber daya yang terbatas dan tantangan kehidupan sehari-hari. Jangan sampai gereja penuh dengan jemaat atau menjadi gereja yang gemuk namun miskin sumber daya karena jemaat tidak pernah diperlengkapi untuk menuai. Gereja perlu memperlengkapi jemaatnya untuk siap menuai dan siap untuk pergi menjawab tantangan amanat agung Tuhan Yesus.
Jika kita melihat kata “pekerja” dalam Bahasa Yunani menggunakan kata “ergates” dan penggunaan kata "ergatés" merujuk pada seseorang yang melakukan pekerjaan. Dalam Perjanjian Baru, kata ini sering digunakan secara metaforis untuk menggambarkan mereka yang bekerja keras dalam penuaian rohani, seperti para pengkhotbah, guru, dan misionaris yang menyebarkan Injil. Kata ini menekankan sifat aktif dan tekun dari pekerjaan mereka dalam kerajaan Allah. Jadi kita bisa menarik kesimpulan bahwa tugas penuaian merupakan tugas semua orang percaya lepas dari semua jabatan gerejawi, di semua area dimana Tuhan menempatkan kita. Dalam konteks “ergates” atau pekerja/penuai yang Yesus maksud bahwa istilah ini memiliki dimensi spiritual, yang menyoroti pentingnya bekerja untuk kemajuan dan perluasan kerajaan Allah.
EPILOG
Kita perlu meminta dalam doa agar Tuhan mengirimkan para pekerja yang memiliki hati yang penuh belas kasihan atas jiwa-jiwa yang perlu diselamatkan. Ketika Tuhan telah mengirim tambahan para pekerja, maka tugas gereja adalah memperlengkapi mereka untuk sanggup bekerja menuai dengan baik sehingga tuaian tidak rusak, tidak hilang, tidak tercecer dan tidak membusuk karena telah dituai dalam waktu yang tepat dan dituai oleh para penuai yang memiliki kompetensi. Jadi disini gereja harus merespon dengan tepat para pekerja yang dikirim oleh Tuhan untuk diperlengkapi dalam tugas penuaian.
Gereja harus menyadari bahwa gereja bukan ditugaskan hanya untuk mengumpulkan orang-orang percaya yang berfokus hanya pada ibadah saja tapi juga memperlengkapi dan mengutus orang-orang percaya untuk pergi ke ladang penuaian dengan Otoritas Allah. Gereja bukanlah kumpulan orang-orang yang menjadi fans club member dengan fokus pada idolanya yakni artis rohani atau pengkhotbah yang glowing dan jago berbicara tentang motivasi rohani tapi tanpa otoritas Allah. Gereja adalah kumpulan dari orang percaya, yang dipenuhi oleh Roh Kudus, yang mampu menangkap kerinduan hati Allah atas jiwa-jiwa yang terhilang dan bersedia pergi dengan Otoritas Allah membawa kabar baik dan menyatakan pertobatan serta keselamatan bagi jiwa-jiwa. (Matius 28:18-20) "Tuaian banyak, namun pekerja sedikit, mintalah pekerja tambahan kepada Sang empunya tuaian."
My Devotion, January 13, 2025
Andi Wijaya
“Pembangun dan Pembaharu Generasi.”