“Pembelajaran hidup
adalah mengubah ketidakmampuan masa lalu
menjadi
bentuk kemampuan baru.” - Samuel A. Malone -
Hari ini kita ada karena
keputusan-keputusan di masa lalu dan setiap orang memiliki kenangan dengan masa
lalunya. Sejujurnya, kita merupakan produk masa lalu tetapi tidak berarti kita
dikendalikan oleh masa lalu. Tidak semua masa lalu buruk karena terkadang ada
masa lalu yang indah. Namun, ada masa lalu yang berisi trauma yang menakutkan,
dimana seseorang dalam hidupnya mengalami pengalaman-pengalaman emosional yang
mengejutkan. Peristiwa yang tidak diharapkan dan berdampak besar baginya, dan
tidak jarang peristiwa tersebut mengendap sekian lama di alam bawah sadarnya. Dan
dalam kondisi tertentu, orang tersebut dikendalikan oleh kekuatan masa lalu. Tidak
heran, jika ada orang yang hidup di hari ini, namun dia memilih untuk tetap
berpikir dengan cara berpikir masa lalu.
Ada banyak waktu yang
terbuang dengan percuma ketika kita salah membuat keputusan-keputusan dalam
hidup ini dan tidak sedikit masa lalu tersebut telah menggoreskan luka yang
sangat dalam di jiwa kita. Kita perlu membuat keputusan untuk membereskan
dengan masa lalu, menebus semua kerugian dari masa lalu dengan cara berdamai
dengan diri sendiri dan memutuskan kekuatan masa lalu serta hidup di hari ini
dengan anugerah Tuhan. Tulisan ini hanyalah sebuah tulisan yang membidik
tentang pentingnya menebus masa lalu secara global dan tidak membahas kasus
perkasus dari pahitnya masa lalu (butuh waktu untuk menulis). Karena setiap
orang datang memasuki “hari ini” dengan membawa masa lalu yang berbeda-beda
namun dampaknya sama yakni merugikan.
HIDUP YANG
DIBENTUK OLEH PERISTIWA MASA LALU
Masa lalu setiap orang,
berisi banyak kisah gembira dan duka. Ada orang yang masih teringat bagaimana
dulu dia juara di kelas, pernah mengalami keberuntungan secara beruntun, atau
pengalaman cinta pertama, dll. Namun ada juga masa lalu yang berisi konflik
dengan keluarga, perceraian orangtua, peristiwa meninggalnya salah satu
orangtua, peristiwa dibully di sekolah, atau dikhianati dalam persahabatan,
pacar yang selingkuh di depan mata, pengalaman dipermalukan di depan orang
banyak, dll. Dan di setiap peristiwa tersebut ada muatan-muatan emosi dan
ketika kita mengingat kembali peristiwa tersebut, kita serasa ditarik untuk
kembali hadir dalam peristiwa itu.
Dan tidak sedikit, ada orang
yang tidak mampu membereskan peristiwa masa lalunya dengan baik sehingga masa lalu
tersebut membentuk orang tersebut menjadi paranoid, pendendam, perilakunya
impulsif atau mengalami harga diri yang rendah, dll. Dan bentukan-bentukan tersebut akhirnya
menjadi sisi gelap/kelemahan diri bagi dirinya. Bentukan-bentukan tersebut pada
akhirnya berpengaruh pada interaksinya dengan orang lain baik dalam area
keluarga, relasi dalam pernikahan, sekolah, dunia kerja atau relasi dengan
orang lain.
MEMEGANG
ERAT KISAH DI MASA LALU
Dalam suatu sesi
konseling pranikah, Jovita (nama samaran)
menangis ketika menceritakan bagaimana trauma masa lalunya ternyata
mempengaruhi relasinya dengan calon suaminya
Petra (nama samaran). Keduanya
sepakat akan menikah di pertengahan tahun. Sore itu mereka mengikuti sesi
konseling pranikah, dan bagaimana Petra
harus menghadapi kecemburuan Jovita yang begitu besar terhadap Petra dalam
relasi mereka. Dalam kematangannya, Petra mencoba menjelaskan kepada Jovita
bahwa dia tidak ada hubungan apa pun dengan teman sekantornya yang wanita. Sambil meneteskan air mata, Jovita menjelaskan
kepada konselor bahwa dia tahu Petra setia kepadanya namun rasa cemburu itu
kuat sekali, dan hal itu kerap kali memunculkan konflik yang sama yakni
kecemburuan.
Dalam konseling sore
itu, dengan ditolong konselor, Jovita mengakui bahwa kecemburuannya muncul dari
ketakutannya yang diikuti dengan perilaku impulsif. Masa lalunya telah
membentuk dia, dimana ketika dia mengalami jatuh cinta untuk pertama kalinya
dan dia membangun hubungan yang serius selama 6 tahun dan mendekati proses
pertunangan, tiba-tiba dia mendapati kekasihnya berselingkuh dengan wanita
lain. Harapannya musnah, namun rasa cinta itu masih ada, Jovita masih tidak
percaya bahwa pria yang dikenalnya baik, sopan, terhormat ternyata mengkhianati
dirinya.
Selang beberapa waktu,
Jovita berpacaran kembali dengan seorang pria namun relasi itu terjadi dengan
tujuan untuk membalas dendam kepada pria
untuk melampiaskan sakit hatinya dengan mempermainkan cinta. Hanya sayang
sekali, tujuan untuk membalas dendam terbalik karena kekasihnya tersebut juga
berselingkuh dengan wanita lain. Semakin Jovita merasa tersakiti dan semakin
dalam lukanya. Lalu Jovita berjumpa dengan Petra teman satu kantornya, dan
disitu rasa kagumnya muncul dan mereka pun resmi untuk berpacaran. Jovita pun
mulai bisa menghilangkan rasa cinta kepada pacarnya yang pertama dan memberikan
perhatian dan cintanya kepada Petra. Namun, selama membangun relasi dengan
Petra, Jovita dikendalikan oleh perasaan takut kehilangan Petra, seperti
pengalaman yang sebelumnya, sehingga ketika Petra diganggu teman-teman
wanitanya, rasa cemburu yang kuat dan trauma dari masa lalu mengendalikan
dirinya dan Jovita mulai possesive dalam perilakunya. Dan bagi Petra, sikap dan
perilaku Jovita sangat mengganggu relasi mereka.
Dalam konseling
pranikah, Jovita mulai ditolong untuk melihat bahwa masa lalunya telah
membentuk sikap, perilaku dan cara berpikirnya. Jovita mulai mengidentifikasi
masalahnya dan mulai berkomitmen untuk menuntaskan masa lalunya. Bersyukurnya
Petra merupakan pasangan yang terbaik dimana Petra mendukung perubahan Jovita
dan menolong Jovita keluar dari masa lalunya.
Sama seperti pengalaman Jovita, ada hal yang menarik bila
kita membicarakan kekuatan masa lalu yang mengendalikan kita, dimana seringkali
kita akan temukan dalam diri kita adanya sisa-sisa kemarahan, rasa malu dan
rasa bersalah yang menjadi satu. Sementara kemampuan untuk keluar dari keadaan
tersebut sepertinya lenyap. Masa lalu yang tidak dibereskan akan melumpuhkan
kemampuan kita untuk hidup di hari ini. Masa lalu yang tidak dibereskan akan
mensabotase keindahan hari ini dan di
masa depan.
Setiap orang yang masih
dikendalikan oleh masa lalu akan menunjukkan pengalaman dan respon yang unik;
baik berkaitan dengan pemikiran, kebutuhan, ketakutan, kemampuan, dan hal lain,
dimana respon-respon tersebut akan mempengaruhi cara dia berinteraksi. Dampak
yang paling terlihat dari pengaruh kekuatan masa lalu adalah rusaknya relasi
kita dengan orang lain khususnya dengan orang yang telah membuat kita kecewa di
masa lalu. Respon setiap orang berkaitan dengan hubungannya dengan orang lain
dapat berupa:
1. Membiarkan hubungan itu tetap rusak dan tetap ada dalam
kendali masa lalu, dimana dia menolak untuk memiliki hubungan dengan orang yang
telah melukainya.
Mengabaikan hubungan dengan orang lain dan merasa tidak perlu untuk memperbaiki
relasinya. Ada kemarahan yang begitu kuat yang mengendalikan dirinya. Hal ini
dapat terjadi karena peristiwa yang sangat memalukan atau mengecewakan di masa
lalu.
2. Tetap membangun hubungan namun ada jarak yang sengaja
diciptakan serta kualitas hubungan yang sangat
dangkal.
Ini merupakan respon kedua dari interaksi orang yang dikendalikan masa lalu.
Ada perasaan tidak nyaman dan lebih baik memilih untuk menciptakan jarak dengan
tujuan menghindari terjadinya pengulangan luka dan kekecewaan.
3. Memperbaiki hubungan dan menciptakan suatu atmosfir baru
dalam hubungan tersebut. Kedewasaan seseorang dalam menyikapi masa lalu akan
terlihat dari cara dia berespon secara matang. Memperbaiki hubungan pun penuh
dengan resiko, dimana bisa terjadi konflik atau luka-luka baru. Namun setiap
resiko dapat dilihat dengan cara pandang baru yang datang dari kedewasaannya.
Orang yang dewasa melihat resiko sebagai kesempatan untuk bertumbuh.
BERGERAK TERUS DALAM LINTASAN TAHUN
Hidup itu bergerak maju
dan kita harus ‘move on’ untuk mencapai semua impian dan harapan kita. Dalam
garis perjalanan hidup, kita harus menemukan
passion to action dalam hidup kita, sehingga hari-hari kita menjadi
bersemangat dan bertujuan. Dalam garis perjalanan hidup kita, terkadang kita
mengalami pengalaman di atas puncak gunung namun terkadang memasuki pengalaman
di lembah. Bagi seseorang yang bebas dari beban masa lalu, pengalaman diatas
puncak gunung maupun pengalaman di
lembah akan menjadi petualangan hidup yang menyenangkan. Namun berbeda bagi
orang yang hidupnya dikendalikan oleh masa lalu, hal tersebut akan menjadi
menjadi sebuah ketakutan besar untuk memasuki pengalaman baru.
Ada orang yang memilih
untuk menggunakan masa lalu sebagai alasan untuk bersikap buruk di masa
sekarang. Namun ada orang yang memilih masa lalu dijadikan sebagai batu pijakan
untuk melompat lebih jauh ke depan. Paulus menyadari kekuatan dari masa lalu
yang dapat mempengaruhi masa depan,
namun dia tetap bergerak maju
tanpa memberikan kesempatan bagi masa lalu untuk mengendalikan hidupnya.
“Saudara-saudara, aku
sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang
kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri
kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh
hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” Filipi 3:13-14
Bartruff, menjelaskan Filipi
3:13-14 bahwa Paulus menyadari jika ia membiarkan tekanan-tekanan di masa lalu
atau kelemahan-kelemahan membuatnya tidak berdaya, maka ia tidak akan se-efektif
seorang hamba. Kelemahan-kelemahan, entah berupa pengalaman fisik, psikis atau
emosi di masa lalu, dapat menjadi batu-batu bangunan, yang diataskanya kita
dapat mengembangkan kekuatan rohani dan kepribadian yang kokoh.[1]
Bebas dari pengaruh
kekuatan masa lalu menghasilkan kehidupan yang lebih efektif, lebih berguna dan
bermakna. Masa lalu dapat menolong diri kita menemukan Tuhan secara pribadi dan
juga menemukan potensi dalam diri kita sehingga kita menjadi pribadi yang
maksimal.
PERTANYAAN EVALUASI DIRI:
Kita perlu mengambil
waktu tenang dalam kesendirian, lepaskan diri dari kesibukan dan mulai meninjau
ulang hidup kita dan kita dapat bertanya pada diri kita sendiri dengan
pertanyaan-pertanyaan di bawah. Jawablah dengan kejujuran tanpa membuat
pembelaan diri:
a.
Apakah hari ini saya
berjalan dengan beban masa lalu?
b. Adakah kekecewaan dan
luka-luka emosional serta trauma masa lalu yang masih mempengaruhi saya hari
ini?
c. Bagaimana dengan respon
atau reaksi-reaksi saya saat ini ketika menghadapi konflik, tekanan, krisis?
Apakah reaksi saya masih sama seperti reaksi saya di masa lalu?
d. Masihkah kekuatan
pengaruh kendali masa lalu mempengaruhi saya dalam berelasi dengan orang lain?
e. Adakah ketakutan,
kecemasan dan kekhawatiran yang masih mengendalikan hidup saya? Jika ada
peristiwa apa yang melatar-belakanginya?
f. Apakah saya cenderung
mengabaikan suatu peristiswa yang datang dalam hidup saya dan saya mencoba
untuk tidak peduli, berpura-pura semuanya baik?
g. Apakah saya masih
digerakkan oleh impian saya dan tujuan hidup saya ataukah saya hanya sekedar
menjalani hidup?
h. Bagaimana saya
mengembangkan relasi saya, apakah ditandai dengan kecurigaan, kecemasan, atau
ketakutan?
Menebus masa lalu
merupakan tindakan yang menuntut pengorbanan. Kita dapat mengembalikan keadaan
diri kita sebagai seorang yang merdeka tanpa kendali. Menebus masa lalu
merupakan keputusan yang kita ambil untuk mengambil alih kendali dan tidak
mengijinkan kekuatan dari masa lalu mengarahkan hidup kita. Menebus masa lalu
merupakan cara kita untuk mengisi hari-hari kita ke depan dengan karya, ke-efektifan dan kemaksimalan hidup. Menebus
masa lalu adalah mendapatkan kembali apa yang telah hilang dari dalam diri
kita: citra diri yang sehat, kemampuan untuk mengelola semua yang Tuhan
percayakan, berkarya melalui bakat dan talenta, dan kuasa untuk “menikmati
hari.” Beberapa tips untuk menolong anda untuk keluar dari masa lalu (saya sudah mempraktekkannya dan hasilnya sangat menolong saya):
1. Berdamailah dengan masa lalu melalui pintu pemaafan, entah
itu menyakitkan atau menyenangkan.
Seperti
johan Arnold katakan, yang dikutip oleh Julianto & Roswitha (2012), bahwa
definisi memaafkan adalah ‘pintu perdamaian dan kebahagiaan’. Pintu itu kecil,
sempit dan tidak dapat dimasuki tanpa membungkuk. Artinya bahwa kalau kita
ingin menjadi pribadi yang bahagia dan penuh damai, maka kita perlu memiliki
roh yang memaafkan. Kita perlu masuk dalam proses memaafkan orang-orang yang
telah membuat kita pahit di masa lalu dan kita juga perlu untuk memaafkan diri
kita atas perasaan gagal yang memenjarakan kita sehingga kita tidak maksimal
dengan hidup kita di hari ini. Ijinkan Tuhan Yesus menyembuhkan luka-luka anda
di masa lalu. Emosi-emosi negatif akan membentuk hati yang keras jika kita
membiarkan emosi negatif tersebut tidak dibereskan. Sebagai contoh, jika anda
membawa kemarahan dari masa lalu dan anda tidak membereskan maka kemarahan akan
mengubah sudut pandang anda dalam berelasi, bekerja, merespon sesuatu, dll. Dan
diperlukan keberanian untuk membuat keputusan mengampuni dan berdamai dengan
masa lalu.
Jika anda
mengalami masa lalu yang menyenangkan dan anda sulit untuk berpindah dari
kenangan-kenangan indah yang begitu kuat, maka bersyukurlah kepada Tuhan untuk
semua berkat, dan keberhasilan yang Dia telah berikan bagi anda dan ingatlah
bahwa semua karena Tuhan. Mintalah kasih karunia Tuhan untuk anda mampu
menampung kebaikan-kebaikan Tuhan di masa mendatang serta ijinkan Roh Kudus
membawa anda keluar dari semua kenangan indah di masa lalu dan memasuki
kebaikan-kebaikan Tuhan yang lain. Karena masa lalu yang menyenangkan dapat
menjadi penghambat untuk kita bergerak memasuki wilayah baru yang Tuhan
siapkan.
2. Membereskan keyakinan-keyakinan yang salah/irrasional belief
kita.
Terkadang
ada keyakinan-keyakinan yang salah yang kita percayai karena bentukan peristiwa/kejadian
di masa lalu. Sebagai contoh, “saya
pernah gagal di masa lalu dan saya percaya bahwa saya memang tidak akan pernah
berhasil dalam hal apapun yang saya kerjakan”, atau “saya memang tidak pernah
beruntung seperti orang lain dan itulah saya, bahkan orangtua saya telah
mengatakan hal itu sejak saya lahir bahwa saya telah menghadirkan kutukan bagi
keluarga.” Kita perlu mengidentifikasi pikiran-pikiran yang muncul yang
kita yakini hal itu sebagai kebenaran. Keyakinan yang salah akan semakin diperkuat ketika kita mengalami kegagalan
yang berulang atau harapan yang tidak menjadi kenyataan. Karena itu penting
sekali untuk mengevaluasi apakah harapan-harapan yang anda milliki di masa lalu
apakah realistis atau tidak. Harapan yang tidak realistis jika dipaksakan dan
tidak terwujud pada akhirnya akan meyakinkan anda bahwa semua yang negatif
adalah milik anda, dan anda akan merasa Tuhan dan orang-orang di sekitar
anda sedang memperlakukan dengan tidak
adil adil selama anda hidup di dunia ini. Keyakinan yang salah menghasilkan
tindakan yang salah.
Tindakan
yang salah dan diulang-ulang akan menjadi pola kebiasaan yang nantinya menjadi
identitas diri anda. Dan disitulah anda akan menentukan nasib anda sendiri.
Karena itu anda perlu membereskan keyakinan-keyakinan yang salah yang selama
ini memegang kendali hidup anda. Ijinkan kebenaran firman Tuhan mengubah keyakinan anda yang salah sehingga
anda akan menikmati buah dari kebenaran firman Tuhan yakni perubahan cara
berpikir dan keyakinan anda selaras dengan firman Tuhan.
3. Self Talk.
Belajar
untuk mengungkapkan secara lisan tentang hidup anda; “Saya adalah seorang
pemenang kehidupan” atau “saya memiliki kehidupan yang baru di dalam Kristus
serta dilipahi kebaikan-Nya”, atau “masa lalu tidak dapat menghentikan
kerinduan saya untuk mencapai kemaksimalan hidup”, dll. Saat kita self talk
kita sedang mengatakan hal-hal yang terbaik dari diri kita serta apa yang Allah sedang
kerjakan dalam diri kita sehingga kita tidak mengijinkan kata-kata negatif
menguasai pemikiran kita. Mari perkatakan kata-kata yang indah, yang tepat,
yang terbaik tentang diri anda karena Allah tidak pernah salah menciptakan
anda. Dan masa lalu tidak akan pernah mengubah apa yang telah Allah ciptakan
dalam diri anda.
4.
Membingkai ulang masa
lalu dengan makna yang baru.
Maknai kembali peristiwa masa lalu yang melukai
anda dengan makna baru dan mengganti
kesan negatif dengan kesan positif. Memang bukanlah perkara mudah, tetapi membingkai
ulang masa lalu dengan makna baru akan menolong kita dalam membangun emosi yang
sehat. Belajar melihat masa lalu dengan cara pandang yang baru sehingga anda
tidak kembali terkungkung oleh kesedihan dan kekecewaan anda, melainkan anda
akan bisa bersyukur karena diijinkan melewati peristiwa tersebut dan tidak
semua orang mengalaminya seperti anda dan itu artinya anda adalah orang pilihan
yang terkuat untuk mengatasi peristiwa tersebut. Cara anda membingkai masa lalu akan
menentukan seberapa dalam dampak dari peristiwa masa lalu. Dan ketika anda
membingkai ulang masa lalu hal tersebut akan memberikan pengaruh dalam hidup
anda. Kemampuan anda untuk membingkai masa lalu sangat mempengaruhi kedewasaan
anda.
5. Bereaksilah/bersikaplah dengan tepat ketika memasuki
pengalaman/ peristiwa baru.
Hal ini
disebabkan karena setiap peristiwa baru akan menjadi sebuah kenangan bagi masa
lalu nantinya. Jika kita bijak menyikapi suatu peristiwa yang terjadi hari ini
dan itu merupakan peristiwa yang menyakitkan, mengecewakan atau mendukakan,
maka respon bijak kita akan menolong kita di masa mendatang, dimana kita tidak
perlu membawa effect trauma atau kekecewaan di masa depan kita. Demikian pula
ketika kita mengalami peristiwa yang sangat menyenangkan, kita pun perlu untuk
menyikapi dengan bijak jangan sampai peristiwa menyenangkan ini justru menjadi
faktor penghambat dalam diri kita sehingga kita menjadi ‘puas diri’ dan pada
akhirnya kita mengalami stagnasi/kemandekan.
6. Jika masa lalu anda terlalu berat dan sulit untuk dilepaskan,
cobalah untuk tidak malu mendatangi bantuan profesional (konselor).
Seringkali
beban masa lalu yang gelap menjadi sesuatu yang menakutkan sehingga anda mulai
kehilangan gairah dalam hidup anda. Konselor akan menolong anda untuk
membangkitkan kembali harapan baru, kekuatan-kekuatan anda yang terpendam,
mengubah sudut pandang anda dalam melihat masa lalu. Atau anda juga bisa
mendatangi mentor-mentor anda, pembimbing rohani baik itu pendeta atau kakak
rohani yang memang kredibel dan berintegritas. Dalam hal ini anda harus yakin
orang yang anda minta tolong adalah mereka orang-orang yang dewasa dan matang
serta mampu menyimpan rahasia hidup anda.
Dr. Denis Waitley pernah
berkata, “Jangan mengubah sesuatu yang
tidak bisa diubah lagi, seperti masa lalu. Ubahlah apa yang masih bisa diubah
dengan melakukan sesuatu, seperti menggunakan hari ini seoptimal mungkin.
Hindari melakukan sesuatu yang bisa membuat anda menyesal di masa depan,
seperti membiarkan hari ini tanpa melakukan apa-apa.”
“Mujijat yang terjadi
dalam hidup anda hari ini adalah dimana ketika anda bisa bersyukur atas hidup
anda di masa sekarang tanpa terbebani oleh masa lalu, sehingga anda bisa
bergerak maju oleh karena kasih karunia Tuhan Yesus.”
[1]
B.D. Bartruff, Menjadi Pribadi yang Dikehendaki Tuhan, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2005, hlm. 50-51