Rabu, 21 Oktober 2015

MENEBUS MASA LALU


“Pembelajaran hidup adalah mengubah ketidakmampuan masa lalu
             menjadi bentuk kemampuan baru.” - Samuel A. Malone  -




Hari ini kita ada karena keputusan-keputusan di masa lalu dan setiap orang memiliki kenangan dengan masa lalunya. Sejujurnya, kita merupakan produk masa lalu tetapi tidak berarti kita dikendalikan oleh masa lalu. Tidak semua masa lalu buruk karena terkadang ada masa lalu yang indah. Namun, ada masa lalu yang berisi trauma yang menakutkan, dimana seseorang dalam hidupnya mengalami pengalaman-pengalaman emosional yang mengejutkan. Peristiwa yang tidak diharapkan dan berdampak besar baginya, dan tidak jarang peristiwa tersebut mengendap sekian lama di alam bawah sadarnya. Dan dalam kondisi tertentu, orang tersebut dikendalikan oleh kekuatan masa lalu. Tidak heran, jika ada orang yang hidup di hari ini, namun dia memilih untuk tetap berpikir dengan cara berpikir masa lalu. 
Ada banyak waktu yang terbuang dengan percuma ketika kita salah membuat keputusan-keputusan dalam hidup ini dan tidak sedikit masa lalu tersebut telah menggoreskan luka yang sangat dalam di jiwa kita. Kita perlu membuat keputusan untuk membereskan dengan masa lalu, menebus semua kerugian dari masa lalu dengan cara berdamai dengan diri sendiri dan memutuskan kekuatan masa lalu serta hidup di hari ini dengan anugerah Tuhan. Tulisan ini hanyalah sebuah tulisan yang membidik tentang pentingnya menebus masa lalu secara global dan tidak membahas kasus perkasus dari pahitnya masa lalu (butuh waktu untuk menulis). Karena setiap orang datang memasuki “hari ini” dengan membawa masa lalu yang berbeda-beda namun dampaknya sama yakni merugikan.

HIDUP YANG DIBENTUK OLEH PERISTIWA MASA LALU
Masa lalu setiap orang, berisi banyak kisah gembira dan duka. Ada orang yang masih teringat bagaimana dulu dia juara di kelas, pernah mengalami keberuntungan secara beruntun, atau pengalaman cinta pertama, dll. Namun ada juga masa lalu yang berisi konflik dengan keluarga, perceraian orangtua, peristiwa meninggalnya salah satu orangtua, peristiwa dibully di sekolah, atau dikhianati dalam persahabatan, pacar yang selingkuh di depan mata, pengalaman dipermalukan di depan orang banyak, dll. Dan di setiap peristiwa tersebut ada muatan-muatan emosi dan ketika kita mengingat kembali peristiwa tersebut, kita serasa ditarik untuk kembali hadir dalam peristiwa itu.
Dan tidak sedikit, ada orang yang tidak mampu membereskan peristiwa masa lalunya dengan baik sehingga masa lalu tersebut membentuk orang tersebut menjadi paranoid, pendendam, perilakunya impulsif atau mengalami harga diri yang rendah, dll.  Dan bentukan-bentukan tersebut akhirnya menjadi sisi gelap/kelemahan diri bagi dirinya. Bentukan-bentukan tersebut pada akhirnya berpengaruh pada interaksinya dengan orang lain baik dalam area keluarga, relasi dalam pernikahan, sekolah, dunia kerja atau relasi dengan orang lain.




MEMEGANG ERAT KISAH DI MASA LALU
Dalam suatu sesi konseling pranikah, Jovita (nama samaran) menangis ketika menceritakan bagaimana trauma masa lalunya ternyata mempengaruhi relasinya dengan calon suaminya  Petra (nama samaran). Keduanya sepakat akan menikah di pertengahan tahun. Sore itu mereka mengikuti sesi konseling pranikah, dan  bagaimana Petra harus menghadapi kecemburuan Jovita yang begitu besar terhadap Petra dalam relasi mereka. Dalam kematangannya, Petra mencoba menjelaskan kepada Jovita bahwa dia tidak ada hubungan apa pun dengan teman sekantornya yang wanita.  Sambil meneteskan air mata, Jovita menjelaskan kepada konselor bahwa dia tahu Petra setia kepadanya namun rasa cemburu itu kuat sekali, dan hal itu kerap kali memunculkan konflik yang sama yakni kecemburuan.
Dalam konseling sore itu, dengan ditolong konselor, Jovita mengakui bahwa kecemburuannya muncul dari ketakutannya yang diikuti dengan perilaku impulsif. Masa lalunya telah membentuk dia, dimana ketika dia mengalami jatuh cinta untuk pertama kalinya dan dia membangun hubungan yang serius selama 6 tahun dan mendekati proses pertunangan, tiba-tiba dia mendapati kekasihnya berselingkuh dengan wanita lain. Harapannya musnah, namun rasa cinta itu masih ada, Jovita masih tidak percaya bahwa pria yang dikenalnya baik, sopan, terhormat ternyata mengkhianati dirinya.
Selang beberapa waktu, Jovita berpacaran kembali dengan seorang pria namun relasi itu terjadi dengan tujuan untuk  membalas dendam kepada pria untuk melampiaskan sakit hatinya dengan mempermainkan cinta. Hanya sayang sekali, tujuan untuk membalas dendam terbalik karena kekasihnya tersebut juga berselingkuh dengan wanita lain. Semakin Jovita merasa tersakiti dan semakin dalam lukanya. Lalu Jovita berjumpa dengan Petra teman satu kantornya, dan disitu rasa kagumnya muncul dan mereka pun resmi untuk berpacaran. Jovita pun mulai bisa menghilangkan rasa cinta kepada pacarnya yang pertama dan memberikan perhatian dan cintanya kepada Petra. Namun, selama membangun relasi dengan Petra, Jovita dikendalikan oleh perasaan takut kehilangan Petra, seperti pengalaman yang sebelumnya, sehingga ketika Petra diganggu teman-teman wanitanya, rasa cemburu yang kuat dan trauma dari masa lalu mengendalikan dirinya dan Jovita mulai possesive dalam perilakunya. Dan bagi Petra, sikap dan perilaku Jovita sangat mengganggu relasi mereka.
Dalam konseling pranikah, Jovita mulai ditolong untuk melihat bahwa masa lalunya telah membentuk sikap, perilaku dan cara berpikirnya. Jovita mulai mengidentifikasi masalahnya dan mulai berkomitmen untuk menuntaskan masa lalunya. Bersyukurnya Petra merupakan pasangan yang terbaik dimana Petra mendukung perubahan Jovita dan menolong Jovita keluar dari masa lalunya.

Sama seperti pengalaman Jovita, ada hal yang menarik bila kita membicarakan kekuatan masa lalu yang mengendalikan kita, dimana seringkali kita akan temukan dalam diri kita adanya sisa-sisa kemarahan, rasa malu dan rasa bersalah yang menjadi satu. Sementara kemampuan untuk keluar dari keadaan tersebut sepertinya lenyap. Masa lalu yang tidak dibereskan akan melumpuhkan kemampuan kita untuk hidup di hari ini. Masa lalu yang tidak dibereskan akan mensabotase keindahan  hari ini dan di masa depan.
Setiap orang yang masih dikendalikan oleh masa lalu akan menunjukkan pengalaman dan respon yang unik; baik berkaitan dengan pemikiran, kebutuhan, ketakutan, kemampuan, dan hal lain, dimana respon-respon tersebut akan mempengaruhi cara dia berinteraksi. Dampak yang paling terlihat dari pengaruh kekuatan masa lalu adalah rusaknya relasi kita dengan orang lain khususnya dengan orang yang telah membuat kita kecewa di masa lalu. Respon setiap orang berkaitan dengan hubungannya dengan orang lain dapat berupa:
   1. Membiarkan hubungan itu tetap rusak dan tetap ada dalam kendali masa lalu, dimana dia menolak untuk memiliki hubungan dengan orang yang telah melukainya. Mengabaikan hubungan dengan orang lain dan merasa tidak perlu untuk memperbaiki relasinya. Ada kemarahan yang begitu kuat yang mengendalikan dirinya. Hal ini dapat terjadi karena peristiwa yang sangat memalukan atau mengecewakan di masa lalu.

  2. Tetap membangun hubungan namun ada jarak yang sengaja diciptakan serta  kualitas hubungan yang sangat dangkal. Ini merupakan respon kedua dari interaksi orang yang dikendalikan masa lalu. Ada perasaan tidak nyaman dan lebih baik memilih untuk menciptakan jarak dengan tujuan menghindari terjadinya pengulangan luka dan kekecewaan.

  3. Memperbaiki hubungan dan menciptakan suatu atmosfir baru dalam hubungan tersebut. Kedewasaan seseorang dalam menyikapi masa lalu akan terlihat dari cara dia berespon secara matang. Memperbaiki hubungan pun penuh dengan resiko, dimana bisa terjadi konflik atau luka-luka baru. Namun setiap resiko dapat dilihat dengan cara pandang baru yang datang dari kedewasaannya. Orang yang dewasa melihat resiko sebagai kesempatan untuk bertumbuh.





BERGERAK  TERUS DALAM LINTASAN TAHUN
Hidup itu bergerak maju dan kita harus ‘move on’ untuk mencapai semua impian dan harapan kita. Dalam garis perjalanan hidup, kita harus menemukan passion to action dalam hidup kita, sehingga hari-hari kita menjadi bersemangat dan bertujuan. Dalam garis perjalanan hidup kita, terkadang kita mengalami pengalaman di atas puncak gunung namun terkadang memasuki pengalaman di lembah. Bagi seseorang yang bebas dari beban masa lalu, pengalaman diatas puncak gunung maupun  pengalaman di lembah akan menjadi petualangan hidup yang menyenangkan. Namun berbeda bagi orang yang hidupnya dikendalikan oleh masa lalu, hal tersebut akan menjadi menjadi sebuah ketakutan besar untuk memasuki pengalaman baru.
Ada orang yang memilih untuk menggunakan masa lalu sebagai alasan untuk bersikap buruk di masa sekarang. Namun ada orang yang memilih masa lalu dijadikan sebagai batu pijakan untuk melompat lebih jauh ke depan. Paulus menyadari kekuatan dari masa lalu yang dapat mempengaruhi masa depan,  namun dia  tetap bergerak maju tanpa memberikan kesempatan bagi masa lalu untuk mengendalikan hidupnya.

“Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”  Filipi 3:13-14

Bartruff, menjelaskan Filipi 3:13-14 bahwa Paulus menyadari jika ia membiarkan tekanan-tekanan di masa lalu atau kelemahan-kelemahan membuatnya tidak berdaya, maka ia tidak akan se-efektif seorang hamba. Kelemahan-kelemahan, entah berupa pengalaman fisik, psikis atau emosi di masa lalu, dapat menjadi batu-batu bangunan, yang diataskanya kita dapat mengembangkan kekuatan rohani dan kepribadian yang kokoh.[1]
Bebas dari pengaruh kekuatan masa lalu menghasilkan kehidupan yang lebih efektif, lebih berguna dan bermakna. Masa lalu dapat menolong diri kita menemukan Tuhan secara pribadi dan juga menemukan potensi dalam diri kita sehingga kita menjadi pribadi yang maksimal.

PERTANYAAN EVALUASI DIRI:
Kita perlu mengambil waktu tenang dalam kesendirian, lepaskan diri dari kesibukan dan mulai meninjau ulang hidup kita dan kita dapat bertanya pada diri kita sendiri dengan pertanyaan-pertanyaan di bawah. Jawablah dengan kejujuran tanpa membuat pembelaan diri:
a.   Apakah hari ini saya berjalan dengan beban masa lalu?
b. Adakah kekecewaan dan luka-luka emosional serta trauma masa lalu yang masih mempengaruhi saya hari ini?
c.  Bagaimana dengan respon atau reaksi-reaksi saya saat ini ketika menghadapi konflik, tekanan, krisis? Apakah reaksi saya masih sama seperti reaksi saya di masa lalu?
d. Masihkah kekuatan pengaruh kendali masa lalu mempengaruhi saya dalam berelasi dengan orang lain?
e.   Adakah ketakutan, kecemasan dan kekhawatiran yang masih mengendalikan hidup saya? Jika ada peristiwa apa yang melatar-belakanginya?
f.   Apakah saya cenderung mengabaikan suatu peristiswa yang datang dalam hidup saya dan saya mencoba untuk tidak peduli, berpura-pura semuanya baik?
g. Apakah saya masih digerakkan oleh impian saya dan tujuan hidup saya ataukah saya hanya sekedar menjalani hidup?
h. Bagaimana saya mengembangkan relasi saya, apakah ditandai dengan kecurigaan, kecemasan, atau ketakutan?





Menebus masa lalu merupakan tindakan yang menuntut pengorbanan. Kita dapat mengembalikan keadaan diri kita sebagai seorang yang merdeka tanpa kendali. Menebus masa lalu merupakan keputusan yang kita ambil untuk mengambil alih kendali dan tidak mengijinkan kekuatan dari masa lalu mengarahkan hidup kita. Menebus masa lalu merupakan cara kita untuk mengisi hari-hari kita ke depan dengan karya,  ke-efektifan dan kemaksimalan hidup. Menebus masa lalu adalah mendapatkan kembali apa yang telah hilang dari dalam diri kita: citra diri yang sehat, kemampuan untuk mengelola semua yang Tuhan percayakan, berkarya melalui bakat dan talenta, dan kuasa untuk “menikmati hari.” Beberapa tips untuk menolong anda untuk keluar dari masa lalu (saya sudah mempraktekkannya dan hasilnya sangat menolong saya):
1.   Berdamailah dengan masa lalu melalui pintu pemaafan, entah itu menyakitkan atau menyenangkan.
Seperti johan Arnold katakan, yang dikutip oleh Julianto & Roswitha (2012), bahwa definisi memaafkan adalah ‘pintu perdamaian dan kebahagiaan’. Pintu itu kecil, sempit dan tidak dapat dimasuki tanpa membungkuk. Artinya bahwa kalau kita ingin menjadi pribadi yang bahagia dan penuh damai, maka kita perlu memiliki roh yang memaafkan. Kita perlu masuk dalam proses memaafkan orang-orang yang telah membuat kita pahit di masa lalu dan kita juga perlu untuk memaafkan diri kita atas perasaan gagal yang memenjarakan kita sehingga kita tidak maksimal dengan hidup kita di hari ini. Ijinkan Tuhan Yesus menyembuhkan luka-luka anda di masa lalu. Emosi-emosi negatif akan membentuk hati yang keras jika kita membiarkan emosi negatif tersebut tidak dibereskan. Sebagai contoh, jika anda membawa kemarahan dari masa lalu dan anda tidak membereskan maka kemarahan akan mengubah sudut pandang anda dalam berelasi, bekerja, merespon sesuatu, dll. Dan diperlukan keberanian untuk membuat keputusan mengampuni dan berdamai dengan masa lalu.
Jika anda mengalami masa lalu yang menyenangkan dan anda sulit untuk berpindah dari kenangan-kenangan indah yang begitu kuat, maka bersyukurlah kepada Tuhan untuk semua berkat, dan keberhasilan yang Dia telah berikan bagi anda dan ingatlah bahwa semua karena Tuhan. Mintalah kasih karunia Tuhan untuk anda mampu menampung kebaikan-kebaikan Tuhan di masa mendatang serta ijinkan Roh Kudus membawa anda keluar dari semua kenangan indah di masa lalu dan memasuki kebaikan-kebaikan Tuhan yang lain. Karena masa lalu yang menyenangkan dapat menjadi penghambat untuk kita bergerak memasuki wilayah baru yang Tuhan siapkan.

2.   Membereskan keyakinan-keyakinan yang salah/irrasional belief kita.
Terkadang ada keyakinan-keyakinan yang salah yang kita percayai karena bentukan peristiwa/kejadian di masa lalu. Sebagai contoh, “saya pernah gagal di masa lalu dan saya percaya bahwa saya memang tidak akan pernah berhasil dalam hal apapun yang saya kerjakan”, atau “saya memang tidak pernah beruntung seperti orang lain dan itulah saya, bahkan orangtua saya telah mengatakan hal itu sejak saya lahir bahwa saya telah menghadirkan kutukan bagi keluarga.” Kita perlu mengidentifikasi pikiran-pikiran yang muncul yang kita yakini hal itu sebagai kebenaran. Keyakinan yang salah akan  semakin diperkuat ketika kita mengalami kegagalan yang berulang atau harapan yang tidak menjadi kenyataan. Karena itu penting sekali untuk mengevaluasi apakah harapan-harapan yang anda milliki di masa lalu apakah realistis atau tidak. Harapan yang tidak realistis jika dipaksakan dan tidak terwujud pada akhirnya akan meyakinkan anda bahwa semua yang negatif adalah milik anda, dan anda akan merasa Tuhan dan orang-orang di sekitar anda  sedang memperlakukan dengan tidak adil adil selama anda hidup di dunia ini. Keyakinan yang salah menghasilkan tindakan yang salah.
Tindakan yang salah dan diulang-ulang akan menjadi pola kebiasaan yang nantinya menjadi identitas diri anda. Dan disitulah anda akan menentukan nasib anda sendiri. Karena itu anda perlu membereskan keyakinan-keyakinan yang salah yang selama ini memegang kendali hidup anda. Ijinkan kebenaran firman Tuhan  mengubah keyakinan anda yang salah sehingga anda akan menikmati buah dari kebenaran firman Tuhan yakni perubahan cara berpikir dan keyakinan anda selaras dengan firman Tuhan.

3.   Self Talk. 
Belajar untuk mengungkapkan secara lisan tentang hidup anda; “Saya adalah seorang pemenang kehidupan” atau “saya memiliki kehidupan yang baru di dalam Kristus serta dilipahi kebaikan-Nya”, atau “masa lalu tidak dapat menghentikan kerinduan saya untuk mencapai kemaksimalan hidup”, dll. Saat kita self talk kita sedang mengatakan hal-hal yang terbaik dari  diri kita serta apa yang Allah sedang kerjakan dalam diri kita sehingga kita tidak mengijinkan kata-kata negatif menguasai pemikiran kita. Mari perkatakan kata-kata yang indah, yang tepat, yang terbaik tentang diri anda karena Allah tidak pernah salah menciptakan anda. Dan masa lalu tidak akan pernah mengubah apa yang telah Allah ciptakan dalam diri anda.

4.   Membingkai ulang masa lalu dengan makna yang baru.
Maknai kembali peristiwa masa lalu yang melukai anda dengan makna baru  dan mengganti kesan negatif dengan kesan positif. Memang bukanlah perkara mudah, tetapi membingkai ulang masa lalu dengan makna baru akan menolong kita dalam membangun emosi yang sehat. Belajar melihat masa lalu dengan cara pandang yang baru sehingga anda tidak kembali terkungkung oleh kesedihan dan kekecewaan anda, melainkan anda akan bisa bersyukur karena diijinkan melewati peristiwa tersebut dan tidak semua orang mengalaminya seperti anda dan itu artinya anda adalah orang pilihan yang terkuat untuk mengatasi peristiwa tersebut.  Cara anda membingkai masa lalu akan menentukan seberapa dalam dampak dari peristiwa masa lalu. Dan ketika anda membingkai ulang masa lalu hal tersebut akan memberikan pengaruh dalam hidup anda. Kemampuan anda untuk membingkai masa lalu sangat mempengaruhi kedewasaan anda.

5.   Bereaksilah/bersikaplah dengan tepat ketika memasuki pengalaman/ peristiwa baru.
Hal ini disebabkan karena setiap peristiwa baru akan menjadi sebuah kenangan bagi masa lalu nantinya. Jika kita bijak menyikapi suatu peristiwa yang terjadi hari ini dan itu merupakan peristiwa yang menyakitkan, mengecewakan atau mendukakan, maka respon bijak kita akan menolong kita di masa mendatang, dimana kita tidak perlu membawa effect trauma atau kekecewaan di masa depan kita. Demikian pula ketika kita mengalami peristiwa yang sangat menyenangkan, kita pun perlu untuk menyikapi dengan bijak jangan sampai peristiwa menyenangkan ini justru menjadi faktor penghambat dalam diri kita sehingga kita menjadi ‘puas diri’ dan pada akhirnya kita mengalami stagnasi/kemandekan.

6.   Jika masa lalu anda terlalu berat dan sulit untuk dilepaskan, cobalah untuk tidak malu mendatangi bantuan profesional (konselor).
Seringkali beban masa lalu yang gelap menjadi sesuatu yang menakutkan sehingga anda mulai kehilangan gairah dalam hidup anda. Konselor akan menolong anda untuk membangkitkan kembali harapan baru, kekuatan-kekuatan anda yang terpendam, mengubah sudut pandang anda dalam melihat masa lalu. Atau anda juga bisa mendatangi mentor-mentor anda, pembimbing rohani baik itu pendeta atau kakak rohani yang memang kredibel dan berintegritas. Dalam hal ini anda harus yakin orang yang anda minta tolong adalah mereka orang-orang yang dewasa dan matang serta mampu menyimpan rahasia hidup anda.

Dr. Denis Waitley pernah berkata, “Jangan mengubah sesuatu yang tidak bisa diubah lagi, seperti masa lalu. Ubahlah apa yang masih bisa diubah dengan melakukan sesuatu, seperti menggunakan hari ini seoptimal mungkin. Hindari melakukan sesuatu yang bisa membuat anda menyesal di masa depan, seperti membiarkan hari ini tanpa melakukan apa-apa.”


“Mujijat yang terjadi dalam hidup anda hari ini adalah dimana ketika anda bisa bersyukur atas hidup anda di masa sekarang tanpa terbebani oleh masa lalu, sehingga anda bisa bergerak maju oleh karena kasih karunia Tuhan Yesus.”


[1] B.D. Bartruff, Menjadi Pribadi yang Dikehendaki Tuhan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005, hlm. 50-51

Tidak ada komentar:

Posting Komentar