Selasa, 07 Mei 2013

Guru Kehidupan

Ada banyak orang menginginkan kedamaian, ketenangan hidup, sukacita, kebahagiaan, tapi tidak pernah mau belajar pada Sang guru kehidupan. Sehingga yang terjadi adalah orang-orang berpikir bahwa “jika aku memiliki uang banyak, hidupku pasti akan tenang” namun yang terjadi adalah kebalikannya. “jika aku mempunyai istri yang cantik, maka aku akan bahagia”, yang terjadi adalah konflik berkepanjangan. Bukan uang  atau kecantikan yang menjadi masalahnya tapi sikap hati kita dalam menperlakukan atau menempatkan uang atau pasangan kita yang tidak pada tempatnya, sehingga terjadilah kekacauan hidup.
Kemana kita harus berguru dalam kehidupan ini?
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." (Matius 11:28-30)

Ada sebuah alamat yang pasti untuk mempelajari hakekat kehidupan yang sebenarnya. Sebuah undangan istimewa dari Sosok Guru sekaligus Pemilik kehidupan untuk datang kepadaNya. Hanya dibutuhkan respon pribadi untuk datang kepada Tuhan Yesus Kristus. “Marilah kepada-Ku”, dan bukan datang kepada oknum lain. Tempat keindahan diluar Yesus hanya memberikan kenyamanan sesaat dan bukan kelegaan yang sebenarnya. Kelegaan merupakan kata yang penuh pemaknaan yang mendalam. Kata “lega” adalah kata yang mungkin hari ini menjadi jarang dialami oleh banyak orang, karena mereka tidak tahu alamat untuk mendapatkannya. Kelegaan adalah sebuah keadaan yang dinantikan oleh banyak orang yang berbeban berat.

“Marilah kepada-Ku”, ada sebuah undangan gratis dan tanpa syarat apapun. Ini bukan berbicara tentang menjadi pemeluk agama Kristen tapi berbicara bagaimana manusia kembali kepada Sumber sejatinya. Ini bukan issue kristenisasi tapi hal ini berbicara tentang sebuah undangan untuk kehidupan yang lebih baik, yang tidak didapatkan di tempat lain. Ini adalah tentang bagaimana berfokus pada Yesus dan bukan berfokus kepada yang lain lagi. 
Panggilan Gereja hari ini harus kembali kepada focus utamanya yakni Yesus. Umat harus dibawa untuk berfokus pada Yesus dan bukan pada artis atau idol-idol yang lain. Gereja harus melihat bahwa umat membutuhkan Yesus karena hanya Yesus yang bisa memberikan kelegaan, dan harus diakui bahwa beberapa gereja mulai menjual produk (istilah yang saya pakai) kelegaan lain dan bukan menawarkan atau membawa orang-orang pada Sumber kelegaan Sejati yakni Tuhan Yesus Kristus. Gereja jangan mengijinkan produk/pribadi lain menggantikan posisi Yesus. Peringatan bagi para hamba Tuhan atau pelayan Tuhan (termasuk saya) untuk tidak menggantikan posisi Yesus karena kita tidak akan pernah bisa memberikan kelegaan dan ketenangan yang sejati. Kalau itu yang kita lakukan, kita hanya akan mempecundangi atau mengkadali umat Tuhan!
Ketika seseorang berjumpa dengan Yesus Guru kehidupan sekaligus Tuhan, maka dalam diri orang tersebut akan mengalir aliran-aliran air kehidupan. Ada kepuasan dan kesegaran yang bukan lagi sesaat tapi selamanya. Mengapa kita lari ketempat-tempat lain dan bukan kepada Yesus? Mengapa beberapa gereja mengkhotbahkan injil motivasi dan bukan injil Yesus? Jangan kaget kalau hidup orang Kristen tidak mengalami ketenangan dan kelegaan. Begitu issue BBM naik, imannya menjadi galau. Mari kembali berfokus pada Yesus yang telah memberikan undangan kepada kita, dan datanglah kepadaNya untuk mendapatkan kelegaan dan ketenangan. Dia akan mengajarkan hakekat kehidupan yang sebenarnya melalui perkataan-perkataanNya. Berpusatlah kepada ke-Tuhanan Yesus Kristus.
Post: Andi Wijaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar