Maaf
kalau tulisan ini agak basi, karena ini tulisan saya yang sudah lama,
februari 2012, tapi siapa tahu anda yang baca mendapatkan sesuatu dari
pembacaan artikel ini (saya berharap seperti itu), sekalian buat
nambahin isi blog saya. Silahkan menikmati tulisan ini, sambil minum
secangkir kopi atau teh hangat.
Dalam dunia computer kita mengenal istilah Upgrade; suatu proses mengubah suatu komponen komputer
(hardware) dari spesifikasi rendah ke spesifikasi yang lebih tinggi. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan kinerja komputer agar lebih cepat dari biasanya.
Kita sudah memasuki
tahun yang baru 2012, sebuah tahun yang menuntut peningkatan kualitas hidup dan
pelayanan kita. Sebuah tahun yang menuntut kita melayani di ladangNya dengan
kekuatan yang Tuhan terus perbaharui, hikmat dan kebijaksanaan baru, urapan
baru, ide-ide kreativitas yang baru karena tantangan gereja juga pasti baru dan
lebih besar. Gereja dan dunia akan bersaing untuk merebut hati jiwa-jiwa dan pastinya kita tidak bisa
mengandalkan keberhasilan tahun lalu. Perluasan kerajaan Allah di bumi ini
hanya bisa dikerjakan oleh anak-anak Tuhan yang mempersiapkan kapasitas hatinya
karena Allah juga selalu bergerak dengan cara-cara baru dan tidak dapat
diprediksi oleh kita. Kita harus mempersiapkan kirbat yang baru untuk anggur baru.
“Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan kekiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi” (Yesaya 54:2-3)
Mengapa perlu di upgrade?
Pertama,
karena gereja harus up to date dengan
jamannya. Gereja harus bersifat kekinian tapi
bukan menjadi korban dari perubahan. Gereja harus berdiri dan dapat menjawab
tantangan dan kebutuhan dunia. James Canton seorang futuristic, dalam bukunya The Extreme Future (2009:4-5), menulis
bahwa ”Perubahan besar sedang bergerak menghampiri kita. Saya akan menyebut hal
ini dengan masa depan yang ekstrem. Ini
adalah jenis masa depan yang penuh dinamika, kegamangan dan multidimensional… ada
5 faktor penentu masa depan ekstrem yakni kecepatan, kompleksitas, resiko,
perubahan dan kejutan.” Para pemimpin
gereja hari ini harus mempersiapkan diri untuk sebuah perubahan dunia yang
sangat cepat.
Kedua, Untuk mengalami peningkatan kualitas hidup dan pelayanan
kita perlu kembali kepada sumber hidup kita dan sang empunya pekerjaan yakni
Tuhan. Para pemimpin gereja harus
berhati-hati untuk tidak terperangkap dalam “kemampuan diri sendiri”. Kita
memerlukan ilmu pengetahuan namun bukan berarti mengganti urapan Tuhan. Semakin
kita merindukan perluasan, seharusnya semakin kita mencari wajah Tuhan. Tuhan menghendaki anda naik level dan
mengalami perluasan dariNya!
Memasuki Wilayah Baru
Seorang yang ahli computer, mengetahui bahwa dalam
meng-upgrade komputer dia harus melihat spesifikasi apa saja yang cocok dengan
mother board. Dia tidak akan meng-upgrade suatu komponen komputer yang tidak
cocok dengan komputer, karena bukannya menambah kecepatan komputer tersebut
tetapi malah merusak motherboardnya. Hal yang sama adalah kita jangan asal
mengupgrade, kita harus melihat hal-hal apa saja yang perlu kita upgrade dalam
hidup kita supaya terjadi peningkatan kualitas dalam hidup kita dan hal itu
akan berpengaruh dalam pelayanan kita. Ada dampak besar yang bisa kita lepaskan
dalam lingkungan kita dimana kita ada dan justru bukan merusak.
Namun tidak
semua orang ingin masuk dalam perubahan secara khusus, meskipun ada orang yang
juga ingin mengalami perluasan atau peningkatan kwalitas hidup namun hanya
sebatas pada sebuah keinginan. Kita bisa melihat beberapa penyebab kenapa hidup
seseorang sulit untuk diupgrade :
- Rasa puas dengan apa yang sudah dialami selama ini. Rasa puas adalah pembunuh dari perluasan hidup dan pertumbuhan. Rasa puas membuat seseorang tidak mau belajar, malas untuk mempelajari sesuatu yang baru. Rasa puas tidak akan pernah membawa seseorang naik pada level kehidupan yang lebih tinggi lagi. Rasa puas menghentikan rasa lapar dan haus seseorang akan Tuhan, menghentikan untuk mendapatkan pengetahuan baru, bahkan rasa puas menghentikan seseorang dipakai pada wilayah kepercayaan baru dari Tuhan. Rasa puas akan menghentikan langkah kita untuk mencari lagi!
- Mau diupgrade tapi tidak mau berkorban. Untuk sebuah kemajuan selalu ada harga yang harus dibayar, selalu dituntut pengorbanan. Seorang anak jika ingin lulus dalam sebuah ujian nasional, dia harus mengorbankan waktunya dan tenaganya; waktu bermainnya, waktu nonton film kesayangan, hanya untuk sebuah kelulusan. Seseorang yang tidak berani berkorban, dia tidak akan mendapatkan apa-apa selain impian yang kosong. Pemakaian Allah tidak datang begitu saja, harus ada persiapan dari para pelayanNya. Kerajaan Allah tidak mengenal kata “Malas!”
- Tidak memiliki fleksibilitas yang tinggi atau daya lentur. Masuk pada sebuah peningkatan kualitas hidup, terkadang harus meninggalkan paradigma yang lama yang sudah tidak up to date lagi. Rasa takut, pikiran yang negative seringkali lebih mendominasi seseorang sehingga dia menjadi sulit untuk sebuah perluasan hidup dialaminya.
1.
Kelekatan pada Tuhan. Dalam
perjalanan pelayanan maupun keseharian kita tidak pernah lepas dari sisi relasi
kita dengan Tuhan. Dan acapkali dalam perjalanan hidup dan pelayan kita,
seringkali kita mengalami kejenuhan, ada masa-masa Tuhan sepertinya jauh
sedangkan pelayanan masih bisa terus dikerjakan sedangkan di saat yang sama
relasi kita dengan Tuhan mulai renggang. Hal ini perlu kita mengalami masa-masa
keindahan cinta pertama kita dengan Tuhan. Atau saat ini kita sedang berada dalam
dalam panasnya cinta kita dengan Tuhan, namun kita tidak boleh puas dan
berhenti pada justru kita harus meningkatkan kelekatan kita dengan Tuhan.
Pelayanan kita harus datang dari kekuatan keintiman kita dengan Tuhan.
Pengenalan yang semakin bertambah yang lahir dari kelekatan yang kuat dengan
Tuhan.
2.
Memperkuat karakter kita.
Tanpa karakter, pelayanan kita akan menjadi batu sandungan dan tidak akan
bertahan lama. Kita menemukan dan menjadi pembelajaran bagi kita bagaimana beberapa
tokoh alkitab yang dipakai oleh Tuhan dengan hebat namun berakhir dengan keterpurukan, adalah mereka
yang tidak mau memperkuat karakter Ilahi dalam diri mereka. Ijinkan untuk hidup
kita berjalan dalam pimpinan Roh Kudus sehingga kita menghasilkan buah-buah
Roh. Ijinkan kesulitan, tekanan, tantangan meematangkan karakter kita. Berikan
respon yang benar pada saat terjadi konflik pribadi karena hal tersebut akan
mendewasakan karakter kita. Lihatlah dengan sudut pandang Ilahi pada setiap
peristiwa yang tidak menyenangkan yang datang dalam hidup kita karena Tuhan
sedang menanamkan karakterNya dalam hidup kita. Karakter kita akan menentukan
berapa lama pintu pelayanan kita kita tetap terbuka.
3.
Mengeksplorasi semua potensi dalam diri kita. Tuhan tidak pernah menciptakan seseorang tanpa memiliki
potensi. Orang yang hebat disebabkan mereka berani untuk menggali dan menemukan
potensi dalam hidupnya. Dalam setiap diri kita, Tuhan telah memperlengkapi
dengan berbagai potensi, keahlian, bakat, untuk mengerjakan kehendak Bapa di
bumi ini. Mengapa seseorang tidak menjadi maksimal dalam hidupnya atau sulit
untuk diupgrade? Karena orang tersebut tidak berani menggali dan menemukan
potensi yang ada dalam dirinya atau orang tersebut malas untuk menggali
potensinya, atau orang tersebut menyukai keadaannya yang sekarang tanpa mau
berubah ketika jaman telah berubah. Kalau anda sedang menikmati potensi hidup
anda, galilah potensi yang lain dan temukan harta karun yang mahal harganya
yang telah Allah taruh dalam hidup anda! Kembangkan cara kita berkhotbah,
Pelajari hal-hal baru tentang kepemimpinan dan penggembalaan, Gali apa yang
anda sukai dahulu yang mungkin sekarang sudah terpendam lagi. Ketika anda
mengijinkan diri anda diupgrade pada semua potensi dalam hidup anda, anda akan
memahami apa yang dinamakan “Memaknai diri”.
4.
Keharmonisan pernikahan.
Bukan hal yang rahasia lagi bila kita mendengar ada beberapa anak-anak pendeta
yang justru tidak mendukung pelayanan orangtuanya. Mereka menjadi kecewa karena
ayah mereka tidak memiliki waktu dengan mereka. Mereka melihat ayah mereka
menjadi hebat dalam pelayanan, menjadi berkat bagi banyak orang tetapi menjadi
pribadi yang berbeda saat berada di rumah. Ayah mereka menjadi mahluk asing di
rumah. Ketidakseimbangan antara pelayaanan di gereja dan di rumah telah melukai
hati anak-anak, sehingga anak-anak pun mempertanyakan Tuhan yang telah
mengambil ayah mereka dari hidup mereka. Bahkan ada beberapa pendeta yang
menggunakan alasan rohani menceraikan
pasangannya.
Ada dua langkah penting untuk kita bisa mengup-grade hidup
dan pelayanan kita dengan baik sehingga kita mengalami perluasan kapasitas dari
Tuhan :
- Langkah pertama kita adalah spiritual check up. Ada banyak anak Tuhan tidak mempunyai waktu untuk check up kehidupan pribadinya dengan Tuhan, relasinya dengan pasangan hidupnya maupun relasinya dengan anak-anaknya. Kita perlu mengevaluasi perjalanan hidup kita, untuk melihat tahun kemarin kita mengalami hambatan apa saja dalam hidup kita secara pribadi maupun dalam pelayanan. Kerap kali kita terlalu lelah dalam pelayanan dan membuat kita menjadi jenuh dalam pelayanan dan mengerjakan tugas pelayanan dengan tanggung jawab namun tanpa hati. Upgrade selalu dimulai dari relasi kita dengan Tuhan. Masihkah kita memiliki relasi dengan Tuhan yang intim? Apakah Tuhan tetap menjadi skala prioritas kita atau pelayanan yang menjadi skala prioritas kita? Apakah ada luka-luka yang belum sembuh dalam hidup kita yang kita sembunyikan selama ini? Masihkah kita melayani dengan api gairah yang menyala-nyala bagi Tuhan ataukah kita melayani Tuhan karena melayani adalah sesuatu yang mekanik. Dalam bukunya Re-Code, Rheinald Kasali mengatakan, “Ketika anda terbiasa hidup dalam suasana yang rutin, anda mulai menjadi robot yang bergerak mekanistik, tanpa perlu lagi berpikir dan menggunakan nurani atau perasaan.” Perlunya kita untuk check up pada sisi kerohanian kita. 2 Korintus 13:5 “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak semikian, kamu tidak tahan uji”.
- Langkah kedua, miliki hati pembelajar. Dibutuhkan kerendahan hati untuk mengakui bahwa kita masih butuh untuk terus belajar, menambah informasi pengetahuan karena akhir jaman pengetahuan akan semakin meningkat. Faktor usia jangan menjadi alasan untuk kita tidak mau belajar. Jemaat sekarang ini semakin cerdas dan para pemipin gereja harus cerdas pula. Bukan berarti kita mentuhankan pengetahuan tetapi kita harus menggunakan otak itu dengan penuh tanggung jawab. Pelayanan yang seimbang adalah ketika kita menggunakan otak kita namun tetap berharap dan mengandalkan urapan Tuhan. Seorang pemimpin juga seorang murid Tuhan, dimana dia memiliki hati yang siap belajar tentang hal-hal baru, karena dia menyadari bahwa pengetahuan yang dia miliki kemarin tidak cukup untuk memimpin umat Tuhan di hari ini. Pemimpin yang memiliki hati pembelajar mudah untuk diarahkan oleh Tuhan dan dia dapat mengenali apa yang menjadi kerinduan Gurunya.
Selamat menjalani dan mengakhiri tahun 2012, selamat mengalami perluasan
dari Tuhan. Jangan pernah menghemat karena Tuhan ingin memperluas wilayah hidup
kita. Bersiaplah untuk memasuki area-area baru yang Tuhan akan percayakan pada
kita di tahun ini. Salam kasih!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar